Kamis, 21 April 2011

#  BAHASA MELAYU MANA YANG LEBIH MAJU...? #

Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa. itulah kehebatan Indonesia. Indonesia memiliki banyak suku bangsa bukan satu suku bangsa. Keragaman suku bangsa ini sudah pasti memberi pengaruh kepada kecerdasan bangsanya dalam berkomunikasi. Bahasa Indonesia memiliki banyak sumber bahasa yang dapat digunakan dan diserap sebagai perbendaharaan kata.

Bahasa Indonesia umpama seorang yang ingin membangun rumah dengan bahan material yang beragam. semua berguna untuk membangun ornamen banguynannya. bahkan tidak ada material yang tidak bergunan. semua dapat dimanfaatkan guna mempercantik bangunan tersebut. mulai dari tiang pancangnya hingga aksesories interior dan eksteriornya. Maka wajarlah jika dahulu kala Nusantara ini terkenal dengan LINGUA FRANCA. Artinya bahasa yang mudah menyerap dan diserap bahkan mudah dipahami oleh setiap orang yang berinteraksi dengannya.

Pewaris dari Lingua Franca ini tidak lain adalah Indonesia dengan Bahasa Indonesia-nya. Indonesialah yang mengembangkan Bahasa Nusantara menjadi lebih intelek dan manis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perubahan zaman dikarenakan perbendaharaannya yang kaya. sementara kita dapat melihat negara tetangga kita (Malaysia) mereka kurang bisa mengembangkan perbendahaan katanya dalam bahasanya menyebabkan merke menelan bulat-bulat bahasa asing yang masing ke dalam bahasanya yang jelas-jelas berasal dari bahasa negara penjajahnya. Ini bukan berarti Indonesia tidak menyerap bahasa asing yang datang dari negara penjajah, memang ada tetapi tidak ia telah mengalami peleburan dalam hal ucapan dan tulisan. Sehingga kata serapannya telah berubah sedikit menjauh dari bahasa yang ada di negeri asalnya.

Bahasa Indonesia telah mengalami kemajuan dalam perkembangannya sehingga menjadi identitas asli bangsa. Bahkan Bahasa Indonesia sangat menghargai kreasi bahasa yang muncul pada setiap masa dan generasi. diawal tahun 80-an kita mengenal bahasa prokem sebagai kreasi dari anak bangsa yang memiliki kode ucapan dan tulisan yang khas dan sebagian telah diadopsi dalam pergaulan sehari-hari. sebagai contoh istilah cabut yang dulu orang hanya mengenal artinya secara denotasinya saja, akan tetapi dengan adanya penggunaan bahasa prokem muncul pengertian konotasi yang lebih spesifik sebagai ungkapan yang berarti pulang atau kembali ke rumah. Contoh lain yang sudah lazim digunakan adalah 'cuek(tidak acuh), Bokap (Bapak), Nyokap (ibu) dll. Demikian pula dimasa sekarang ada istilah kreasi dari anak-anak Indonesia yang kita kenal dengan Bahasa Gaul. Setiap anak Indonesia terkenal dengan kreatifitasnya dalam membuat istilah dalam komunikasi.Ini semua sesungguhnya menambah kekayaan bahasa Indonesia. Begitu juga dalam menyerap bahasa asing baik yang bersal dari bahasa Arab maupun Inggris/Amerika. Penulis pernah mendengar dari beberapa teman bahwa istilah dalam bahasa Amerika saja sampai terpengaruh dengan kreatifitas anak-anak Indonesia, 4-U (for you), to-U (to you) dll. Wallahu 'alam tentang kebenarannya.

Bahasa Malaysia sangat berbeda dengan Bahasa Indonesia. Mereka hanya mampu menyerap bahasa Arab dan Inggris saja. Kenap? karena sumber bahasa asli mereka hanyalah dari bahasa melayu saja. Inilah yang kelak memungkinkan mereka mau tidak mau juga akan menyerap istilah dan bahasa yang berasal dari bahasa Indonesia atau beberapa istilah yang berasal dari suku bangsa di Indonesia. Karena hanya itulah yang akan membantu mereka mengembangkan bahasanya yang bukan berasal dari bahasa Eropa atau Arab. Atau Kelak mereka sendiri akan kehilangan jati diri (identitas) mereka dari segi bahasanya. Sekarang saja sudah kita temui beberapa pengaruh bahasa Indonesia yang di gunakan dan diserap oleh Malaysia. Tidak sedikit para pemuda di sana merasa bangga jika mereka sudah bisa berbicara dengan bahasa gaul ala anak-anak Indonesia (seperti Gua, elo, jaim dll.) Itu pula mungkin yang mendorong mereka mulai mengirim pemudanya untuk belajar ke Indonesia dan secara diam-diam mereka mempelajari bahasa Indonesia selain ada juga yang sengaja mengambil jurusan Bahasa Indonesia di beberapa Perguruan Tinggi.

Pada akhirnya kita juga perlu untuk menghakpatenkan bahasa kita di dunia internasional agar kelak tidak diklaim sebagai bahasa Malaysia sebagaimana hasil budaya bangsa Indonesia lainnya seperti batik, lagu rasa sayange, reog, pendet, rendang dan kuda lumping. Tetapi berapa yang besar modal nominal uang yang harus di keluarkan untuk mengurus hak paten itu ya...? Tetapi jika banyak istilah Indonesia yang diserap oleh Malaysia dalam bahasa mereka sebenarnya secara ilmiah merupakan kemenangan Indonesia dalam mempengaruhi budaya suatu bangsa, sebagaimana keberhasilan Inggris dan Perancis dalam menggantikan pengaruh Islam dengan Bahasa Arabnya di dunia Islam.

Sebagai penutup saya cantumkan komentar dari salah seseorang yang berinisial "A"sebagai berikut:

INDONESIA : Kementerian Hukum dan HAM
MALAYSIA : Kementerian Tuduh Menuduh (wakakakakkakakka..gak kebayang gw Pak Andi Mattalatta adalah Menteri Tuduh Menuduh)

INDONESIA : Kementerian Agama
MALAYSIA : Kementerian Tak Berdosa ...( oh please...)

INDONESI...A : Angkatan Darat
MALAYSIA : Laskar Hentak-Hentak Bumi

INDONESIA : Angkatan Udara
MALAYSIA : Laskar Angin-Angin ( Kaya sandiwara Brama Kumbara )

INDONESIA :'Pasukaaan bubar jalan !!!'
MALAYSIA :'Pasukaaan cerai berai !!!'......Oh my goshhhh)

INDONESIA : Merayap
MALAYSIA : Bersetubuh dengan bumi ( Jangan gila dwoong..)

INDONESIA : rumah sakit bersalin
MALAYSIA : hospital korban lelaki ( bener juga sih....) Ha.........ha.

INDONESIA : telepon selular
MALAYSIA : talipon bimbit

INDONESIA : Pasukan terjung payung
MALAYSIA : Aska begayut (zzzzz........)

INDONESIA : belok kiri, belok kanan
MALAYSIA : pusing kiri, pusing kanan ( Migrant..kaleee )

INDONESIA : Departemen Pertanian
MALAYSIA : Departemen Cucuk Tanam ( yuu marie….)

Boleh tertawa tapi jangat sampai menangis yaaaach.......! semoga tulisan ini bermanfaat untuk memberikan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia. wallohu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar