Senin, 11 April 2011

Penderita HIV / AIDS

Kepala BKKBN: Penderita HIV/AIDS 130 Ribu Orang
KESRA-- : Jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 90 ribu hingga 130 ribu orang. ejak ditemukannya penderita HIV/AIDS di Indonesia pertama kali di Bali pada 1987 silam, penyebaran penyakit ini menunjukkan kenaikkan yang sangat tajam.

Demikian diutarakan oleh Kepala BKKBN Sugiri Syarief dalam Sarasehan Peran Tokoh-Tokoh Agama Dan Peluncuran Buku Pedoman Penyuluhan Tentang KB dan Penangan HIV/AIDS, di Jakarta, Kamis (8/11). Menurut Sugiri, secara komulatif pengidap HIV/AIDS tercatat sebesar 14.628 kasus terdiri dari 5.813 kasus HIV dan 9.689 kasus AIDS.

Sugiri menjelaskan berdasarkan data resmi dari PP dan PL Departemen Kesehatan sampai akhir Juni 2007 menunjukkan pengidap HIV/AIDS terbesar ada pada kelompok umur 20-29 tahun yakni 53,87 persen dan kelompok 30-39 tahun sebesar 27,74 persen.

"Jumlah penderita HIV/AIDS terlihat sangat banyak sebab yang dilaporkan adalah penderita yang tercatat sedangkan penderita yang belum tercatat juga masih banyak," ujarnya.

Melihat kondisi sesungguhnya, lanjut Sugiri, pengidap HIV/AIDS dari hari ke hari semakin meningkat bahkan perkiraan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, setiap hari terdapat lebih dari 5.000 orang berusia 15-24 tahun mengidap HIV/AIDS. Selain itu, hampir 1.800 penderita HIV di bawah usia 15 tahun tertular dari ibu mereka dan sekitar 1.400 anak di bawah usia 15 tahun meninggal akibat HIV.

"Perhatian untuk menanggulangi masalah HIV/AIDS bukan hanya di Indonesia tetapi juga telah menjadi perhatian dunia, sehingga pada tanggal 1 Desember ditetapkan sebagai Hari AIDS Sedunia," lanjutnya.

Sugiri mengatakan salah satu program BKKBN adalah program ketahanan keluarga. Program ketahanan keluarga ini dapat menentukan keberhasilan kita dalam menangani ancaman virus HIV/AIDS contohnya pengaturan keluarga melalui penggunaan alat kontrasepsi dan sebagainya.

Keberadaan tokoh agama, lanjut dia, memegang peranan yang penting dalam menyebarkan informasi program KB dan penanganan masalah HIV/AIDS. "Para tokoh agama mampu meyakinkan masyarakat sehingga program KB tetap menjadi kebutuhan keluarga secara mandiri dan tetap menjadi prioritas pembangunan serta masalah HIV/AIDS dapat segera teratasi," ujarnya.

Sementara itu Staf Ahli Menteri Agama Tulus mengatakan Departemen Agama sangat mendukung peran tokoh-tokoh agama dalam melakukan penyuluhan KB dan penanganan terhadap masalah HIV/AIDS. Menurut Tulus, seluruh agama menghendaki agar umatnya sejahtera baik di dunia maupun akhirat. Oleh sebab itu peran tokoh agama untuk menyejahterakan umatnya sangat diperlukan.

"Tokoh agama punya peran yang penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat,"tandasnya. (mo/pd)
dikutip dari: http://www.menkokesra.go.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar